Saturday, January 29, 2011

Aku-Selingkuh-Lagi

Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang di kerjakan kantor istriku.Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin lupa diri. Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal.Setelah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke desa Gl. Setelah Ibu mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu Mertuaku aku rindu jeritan jeritan joroknya, saat orgasme sedang melandanya.Pertengahan juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.Aku minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.Juga atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan."Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl?"Ibu mertuaku melarang, "Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagipula ini hanya operasi kecil".Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku."Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu""Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pento. Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin Ibu sepuasnya".Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.. , hubungan gelap antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.Saat aku sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku."Hallo, selamat pagi"."Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar".Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu Mila. Ibu Mila, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir, usia Ibu Mila kurang lebih 45 tahun, Ibu Mila seorang wanita yang begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Mila tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Mila agak gemuk."Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya"."Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?"."Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan". Jawabku."Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?". Tanya Ibu Mila."Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa"."Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu"."Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok". Jawabku.Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Mila, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Mila berkata, "Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu hamil".Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa."Dari mana Ibu tahu?" tanyaku dengan suara yang terbata bata."Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu. Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan Ibu mertuamu sendiri".Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Mila adalah atasanku, selain itu Ibu Mila adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah"Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu""Terima kasih Bu", jawabku lirih sambil menundukkan mukaku"Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK"."Tentang apa Bu?" tanyaku."Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak" pintanya tegas.Akupun keluar dari ruangan Ibu Mila dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Mila yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain."Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya", Tanya Wilman sohibku."Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja"."Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu"."Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Mila denger mati kamu".Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku. Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Mila, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada iniAku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman."Kring.. ", kuangkat telepon di meja kerjaku."Gimana? Sudah siap", Tanya Ibu Mila."Ya Bu saya siap"."Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda".Ternyata Ibu Mila tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Mila masuk ke halaman dan parkir. Ibu Mila pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM."Hi.. Pento ngapain kamu disini?", sapa Ibu Mila.Aku jadi bingung, namun Ibu Mila mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Mila, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang."Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga", sahutku.Ibu Milapun bergabung antri di depan ATM."Gimana, temenmu belum datang juga?" Saat Ibu Mila keluar dari ruang ATM."Belum Bu"."Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah".Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Mila, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Mila sementara Ibu Mila sendiri duduk dibangku belakang."Ayo, Pak Bari kita pulang""Iya Nya.. ", sahut Pak bari"Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang".Uh.. batinku Ibu Mila mulai bersandiwara lagi."Memangnya ada apa Ibu mencari saya?"."Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK".Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai dirumah Ibu Mila."Ayo masuk", ajak Ibu mia.Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Mila pun masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Mila yang begitu antik dan mewah."Selamat sore Nya","Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana"."Baik Nya".Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Mila."Silakan Den, ini kamarnya".Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar."Kring.. , kring.. ", kuangkat telepon yang menempel di dinding."Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut"."Oh.. iya Bu terimakasih".Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Mila belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Mila yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Mila tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Mila datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh Ibu Mila, walaupun gendut tapi Ibu Mila tetap cantik.Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Mila berkata kepadaku, "Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan"."Tapi Bu", protesku."Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu".Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku."Sial!", makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Mila saat itu."Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu", bentak Ibu Mila."Mm.. , lumayan juga kontolmu".Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Mila tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar Indonesia."Nah, sekarang ceritakan semuanya".Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami. Kulihat Ibu Mila mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Mila menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Mila bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan tubuh Ibu Mila membuat jakunku turun naik."Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu", bentaknya lagi."Baik Bu", akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat Ibu Mila menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku."Ahh.. ", jeritku tertahan saat mulut Ibu Mila mulai mengulum kontolku."Ahh.. Bu.. , nikmat sekali".Kuangkat kepala Ibu Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku."Bu.. kita pindah keranjang saja", pintaku,Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami."Ahh.. ", Jerit Ibu Mila saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya."Uhh Pento.. enak.. sayang".Ketelusuri tubuh Ibu Mila dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Mila yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Ibu Mila dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Mungkin karena Ibu Mila sudah sangat terangsang mendengar ceritaku."Ahh", jerit Ibu Mila saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek Ibu Mila yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku. Usahaku berhasil, Ibu Mila memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Mila, tubuh Ibu Milapun makin menegang."Aaarrgghh.. Pento", jerit Ibu Mila tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya,Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Mila, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam, kubiarkan Ibu Mila menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Mila kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah."Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu", pintanya.Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Mila tengkurap kini."Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali".Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Mila pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Ibu Mila. Kutekan dengan keras dan.. Blesss masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Mila."Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat".Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Mila, orang yang paling di takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaku. Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontoku di lubang memek Ibu Mila, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Mila dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku."Uhh.. ", jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut.Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku, Ibu Milapun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan."Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. ".Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Mila, beberapa detik kemudian Ibu Mila pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu Mila tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.Ibu Mila rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Mila. Nikmat sekali.. , Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Mila sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek Ibu Mila, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Mila, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu Mila agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek Ibu Mila."Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang", Lirih sekali suara Ibu Mila.Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Mila, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Mila terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Mila hanya memejamkan matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Mila.. , dan langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Mila.Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Mila, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku."Bu.. Bu.. Mila bangun Bu.. ".Akhirnya dengan malas Ibu Mila membuka matanya."Sudah malam Bu saya mau pulang"."Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi".Ibu Milapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar."Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Mila masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan."Ini untuk kamu"."Apa ini Bu?", Tanyaku, saat Ibu Mila menyodorkan sebuah amplop kepadaku.Aku menolak pemberian Ibu Mila, namun Ibu Mila terus memaksaku untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu Mila lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Mila. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya.

Tuesday, January 25, 2011

Antara-Ibu-Pacarku-Dan-Tantenya

Namaku Donny, umur 18 tahun, wajahku cukup tampan dan tubuh atletis karena aku memang suka olah raga, tinggi 175 cm. Aku dilahirkan dari keluarga yang mampu. Tapi Aku merasa kesepian karena kakak perempuanku kuliah di Amsterdam, sedang kedua orang tuaku menetap di Bali mengurusi perusahaannya di bidang garment, mereka pulang sebulan sekali.Saat ini aku kelas III SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang
kembangnya kelas III IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, "Blueesss..." Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang *********. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk."Haloo.. ini Donny yaaa, ada apa Dooon..?" kata Tante Tika dari dalam kamar."Tante sedang di mana..?" tanyaku."Lhooo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit.." kata Tante Tika beralasan."Sakit apa Tan.." tanyak berlagak pilon.Dia diam sejenak, "Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang," katanya pintar bersandiwara."Memangnya kamu, ada perlu apa..?" tanya Tante Tika."Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaaa..!""Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah," kata Tante Tika."Tante capek habis ngapain..?" tanyaku."E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta.." katanya gugup."Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?" kataku mulai berani."Kamu kok nggak percaya sih... apa sih maksudmu..?""Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?""T..tahu apa kamu?" dia mulai gelagapan."Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante," kataku."D..Doon, kamu dimanaaa?" katanya bingung."Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu," kataku menantang."B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi," katanya lemah.Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy."Malem Tante," sapaku ramah."Dooon tolong yaaa, kamu jangan buka rahasia ini.." katanya memohon."Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapiii..." aku bingung mau meneruskan.Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat."Tapi.. apa Dooon..?, ngooomong dooong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante... Tante baru dua kali begini kook... itu jugaaa... Tante udah nggak tahaan lagiii, bener lhooo kamu mau tutup mulut.." katanya merajuk."Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?" tanyaku."Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!" katanya mengiba."Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..""Tergantung apa..?"tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?""Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih," balas Tante Tika agak sombong."Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante," sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil."Tuhh, jatuhkan uangnya." kataku sambil ketawa kecil."Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?" tanya Tante Tika."Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya.." kataku."Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!""Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja," tanyaku nakal."Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku," ancamnya serius."Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo," aku balik mengancam."Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. eee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh," katanya, akhirnya dia mengalah."Tante mau ML sama saya sekarang..?" tanyaku nggak percaya."Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu," katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin."Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok.." kataku memuji kecantikannya."Emang Tante masih cantik..?" tanyanya."Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi," jawabku."Benarkah kamu mengagumi Tante..?""Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak." kataku merayunya."Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu," katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku.Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. "Waaww... besar sekali punya kamu Don?" serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusnya dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan wooww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. "Mm... kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu.." belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, "Cruppp..." sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. "Aahh... Donny, ooohh... sedooot teruuus aahh.." tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya."Buka bajumu dulu, Don.." ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. "Uhh..." nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu."Hmm... ooohh... Tante... aahh.." kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti."Hmm... pintar kamu Doon.. ooohh.." Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. "Sekarang kamu ke bawah lagi sayang.." Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. "Ooohh, yaahh... enaak, Doon, Hebat kamu Doon... ooohh..." Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas."Aahh... Tante nggak kuaat aahh, Doon.." teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. "Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja," ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower."Tante Tika.. ayooo cepat," teriakku tak sabar."Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?" ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang."Woooww... Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon... ooohhmm.." ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya."Ouughh... sssttt.. nikmat Tante.. ooohh... ooohh... ahh..." geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh..., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya."Waaouwww... punya kamu ini lho, Doon... Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi," tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. "Sleeepp..." agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. "Hmm... ooohh.." Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. "Plak.. plak.. plak.. plak.." aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi."Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm... Tante suka yang begini, ooohh... genjot terus.." katanya menggelinjang hebat."Uuuhh... Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali ooohh..""Kamu senang sekali susu tante yah? ooohh.. sedooot teruuus susu tanteee aahh... panjang sekali peler kamu.. ooohh, Dooony... aahh.." Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang."Doon..?" dengusannya turun naik."Kenapa.. Tante...""Kamu bener-bener hebat Sayang... ooowwww... uuuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiiirr.. aahh..." gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh."Ooohh memang enaak Tante, ooohh... Tante ooohh... tante Tika, ooohh... nikmat sekali Tante, ooohh.." Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, "Aahh... Doon.. Tante ke..luaarrr laagiii... aahh.." liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. "Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang... mmhh, pintar kamu Sayang.." Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk.Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. "Ooohh enaak Tante... oooh Tante.. oooh Tante Tika... oooh Tante... hmm, enaak sekali... ooohh.." kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. "Remas yang mesra dong susu Tante sayang, ooohh... yaahh.. pintar kamu... ooohh... Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, ooohh... pintar kamu Doon ooohh... ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang," Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. "Maksud Tante supaya saya bisa... srup.. srup.." mulutku menerkam puting susunya. "Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang... hmm.. yak begitu teruuus yang kiri sayang ooohh.." Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, "Ouuhhhgg.. Tante keluuuaaar, lagiii," erangnya.Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. "Ooohh... nggg.. Kamu hebaat Donn... ooohh, genjot yang cepat Sayang, ooohh... tambah cepat lagi... uuuhh.." desah Tante Tika tak beraturan. "Ooohh Tante... Taan..teee... ooohh... nikmat Tante Tika.." Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. "Ooohh... jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi oooh.." rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak-kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar."Aahh Tante... uuuhh... nikmat sekali, ooohh... Tante sekarang.. Tante Tika, ooohh... saya nggak tahan tanteee... enaak... ooohh.." ceracauku tak beraturan. "Tante juga Doon... ohhh... Doonny sayaanggg, ooohh... keluaar samaan sayaang, oooh.." Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, "Croot... crott... croott... croottt.." entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat.Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhanku dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang."Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante.." kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika."Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja.." katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja.Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu.Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama-sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya.Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan-jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. "Ccrooot.. croot... crooot.." cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas.Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. "Ohh... my God.." saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu.Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw..., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin.Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, "Haii.. apa-apaan kamu Doonny!" bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha."Doonnn.. Lepaaskaan Tanteee.. Jangaaan.." Dia terus berontak."Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante," aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan."Tapi Dooon, Ouhhhg.. Aku kaaan.. ssshah.." dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku."Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi... Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan... saya akan memuaskan Tante... nikmati saja," aku terus mencumbunya."Ouuuugh.. Ahhh.. Jangaaannn Oohhh.." dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan."Doonn, puaskan dahaga Tante.." katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry."Hmm kamu hebaaat... sayaaang," tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya.Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga..."Ahhh... Dooon, cukuuuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaaak tahaaan.. Ohhhh.." rintihnya.Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-pelan kumasukkan. "Uhh.. sss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar," jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. "Aouuuww.." Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. "Oohhh.. teruskaaan Sayaaang.. gendoong aku," katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat.Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya."Ohhh.. ennaaak Tanteee.." aku semakin terangsang."Tantee jugaaa nikmaaaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohhh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahhh.. Uhhh.. Tusuk yang lebih keras sayang." desis Tante Merry."Aaahhh... Aaagh.. Ohhh.. Sshhh.." Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan."Doon, Ohhh.. genjooot teruuss.." dia setengah menjerit, "Don, masukin yang dalam, yachhh..""Enaaak Tante, mmhhh.." aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya."Ouuuhhh, Dooon.. Tanteee.. Mauuu Keeel.. Aaahhh..." dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. "Seerrr.." terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme."Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar," aku masih sempat bertanya."Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang," pintanya.Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, "Crrooott.. crrooott.. crooottt.." cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya."Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku," kata Tante Merry."Tante, boleh nggak kapan-kapan saya minta lagi sama Tante, tapi sekarang Shinta mau datang dari les, kita sudahi dulu yaa.." tanyaku."Aku yang harusnya meminta, masak cuma Kak Tika yang kamu puasi, sedangkan aku nggaak, tadi aku ngiri deh sama kakakku bisa ngedapatin kepuasan dari pemuda gagah seperti kamu," jawabnya."Baiklah, nanti kita bertiga akan rundingkan, saya yakin dia akan mengerti kok, dan bisa memberi kesempatan sama adiknya sendiri, yang penting kita bisa menjaga rahasia ini, ya nggak.." tanyaku."Benar Sayang, terserah kamu asal kamu mau ngasih aku jatah.. aku sudah puas, kok.." jawabnya.Kemudian kami sudah mengenakan pakaian kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi. Kulihat ke kamar Tante Tika, dia masih tertidur, lalu kubangunkan."Tante banguun, cepatlah berpakaian.. nanti Shinta curiga kalo Tante masih telanjang begini," kemudian Tante Tika gelagapan sendiri terus bangun."Hahh, hampir jam lima.. Ya ampuun, Tante tertidur yaa, kamu tadi ke mana kok ninggalin Tante?" tanya Tante Tika."Sudahlah, Tante berpakaian dulu nanti saya ceritakan, sekarang saya tunggu di ruang tamu," kataku sambil ngeloyor ke ruang tamu. Di sana Tante Merry sudah menungguku, dia masih menyisir rambutnya yang masih basah. Tak lama kemudian Tante Tika muncul ke ruang tamu."Ehh kamuu Mer, sudah lama datangnya," tanya Tante Tika sambil duduk di hadapanku."Wah sudah hampir 2 jam yang lalu, Mbak sih di kamar terus jadi nggak tahu kalau saya sudah datang, mana pintu depan nggak dikunci lagi, gimana tadi kalau ada Shinta yang datang trus nyari Mamahnya, dan melihat Mamahnya kayak tadi, wah bisa terjadi perang dunia ketiga," katanya santai.Tante Tika wajahnya kelihatan pucat, "Jadiii, Kamu sudaaah..""Santai saja Mbaak, saya bisa ngerti kok, rahasia aman," kata Tante Merry."Iya Tante, kita sudah kompakan kok," sahutku, "Tapi misalkan Tante Tika berbagi denga Tante Merry gimana?""Gini lhoo Mbak, masak cuma Mbak yang dipuaskan, saya kan juga kesepian, boleh dong kita berbagi kejantanan Donny. Saya akui dia hebat Mbak, bisa memuaskan saya," katanya sambil mengerlingkan matanya ke arahku."Ohhh.. jadi kalian juga sudah.." tanya Tante Tika."Benar Tante, sekarang kami sudah terus terang, sekarang tergantung Tante, boleh nggak saya juga main dengan Tante Merry, kasihan kan suaminya jarang pulang dia juga butuh kepuasan seperti Tante.""Yahh mau gimana lagi.. aku bisa ngerti kok sama Adikku, asal si Donny bisa bersikap adil aku nggak keberatan."Itulah kisahku dengan Ibu pacarku dan Tantenya, hubunganku dengan Shinta terus berlanjut dan perselingkuhanku dengan Mama dan Tantenya juga nggak berhenti, hingga 1 tahun kemudian Tante Merry melahirkan anaknya. Saat aku dan Shinta membesuknya di persalinan, kulihat Om Nanto sedang ngobrol dengan Tante Tika. "Mari silakan masuk.." Om Nanto kelihatan gembira menyambut kelahiran anaknya. Kulihat Tante Merry tersenyum pada kami, saat Shinta menghampiri box bayi yang jaraknya tidak begitu jauh dari ranjang ibunya. Tante Merry memanggilku dengan isyarat tangan. Dengan setengah berbisik dia berkata, "Lihat anakmu sangat tampan dan gagah Sayang, seperti kamu," katanya kepadaku. Aku tersenyum penuh arti.

Sunday, January 23, 2011

Aku-Obat-Awet-Muda-Tante-Erni

Kejadian ini terjadi ketika Aku kelas 3 SMP, yah Aku perkirakan umur Aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante Erni ( biasa Aku panggil dia begitu ) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin Aku bergetar. Tante Erni ini tinggal dekat rumah aku, hanya beda 5 rumah lah, nah tante
Erni ini cukup deket sama keluarga Aku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah Aku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah tante Erni ini lah yang bikin Aku cepet gede ( maklum lah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepat ). Biasanya tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atahu kadang-kadang celana pendek yang bikin Aku ser...ser...ser...Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang tv dan biasa juga Aku pura-pura nonton tv saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengsaja atahu engenggak Aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh ngangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser..ser lagi deh hmmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengsaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih Aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan ( wuih Aku suka banget nih ). pernah Aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ Aku sudah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante. Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mami Aku ngsajak Aku pasti tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka cerita hantu ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem pas waktu itu tante Erni mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke wc sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke wc, yah Aku sih mau saja. Pergilah Aku ke dalam villa sama tante Erni , sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar wc eh malah tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut "Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup tante takut nih " kata tante Erni sambil mulai jongkok . Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga " serrr..rr..serr.psstt" kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat tante Erni kencing dalem hati Aku kalau saja tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmmmm. sampai-sampai Aku bengong ngliat tante Erni. "Heh kenapa kamu lex kok diam gitu awas nanti ke sambet" kata tante Erni "Ah enggak apa-apa tante " jawabku "Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihat nya ke bawah terus sih " tanya tante Erni. " Enggak kok tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek ? " tanyaku. Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama cdnya "Kamu mau liat lex ? nih tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama mama kau " kata tante Erni Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg deg an sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya vagina. Tante Erni membiarkan Aku memegang-megang vaginanya "Sudah yah lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain kirain kita ngapain lagi " "Iyah tante " jawab ku Lalu tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kita gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badan ku enggak enak " Lex kamu enggak ikut ? " tanya mamiku " Enggak yah mam aku enggak enak badn nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah mah " kataku " Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi " kata mami " Erni kamu maukan tolong jagain si alex nih yah nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin " kata mami pada tante Erni " Iya deh kak aku jagain si alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah aku mau bawa itu buat pulang besok " kata tante Erni. Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan tante Erni berdua saja di villa , tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu " Kamu sakit apa sih lex ? kok lemes gitu ? " tanya tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatanNya " Enggak tahu nih tante kepala ku jug pusing sama panas dingin saja nih yang di rasa " kataku , Tante Erni begitu perhatian padaku maklumlah di usia perkimpoiannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. " Kepala yang mana lex atas apa yang bawah ?" kelakar tante Erni padaku. Aku pun bingung " Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita hanya satu " jawabku polos " Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman " kata tante Erni sambil memegang si kecilku " Ah tante bisa saja " kataku " Eh jangan2 kamu sakit gara-gara semalam yah " aku hanya diam saja. Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, ku bilang " Tante enggak usah deh tante biar alex saja yang lap, kan malu sama tante " " Enggak apa-apa tanggung kok " kata tante Erni sambil menurunkan celanaku dan cd ku. Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati , aku hanya diam saja " Lex mau enggak pusingnya Hilang ? Biar tante obatin yah " " Pakai apa tan, aku enggak tahu obatnya " kataku polos " Iyah kamu tenang saja yah " kata tante Erni Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang seperti ini " Achh...cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan cd tapi tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing " Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku " Sudah kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok " kata tante Erni , Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut tante Erni karena tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya " Hhgggg....achhh.. tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras " Croott....ser.err.srett " muncratlah air mani ku dalam mulut tante Erni, tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante Erni lembab dan agak basah " Enakkan lex pusingnya pasti hilangkan " kata tante Erni " Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante...." " Sudah enggak apa-apa kok, oh iya sperma kamu kok kental banget wangi lagi, kamu enggak pernah onani lex ? " " Enggak tante " Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina tante Erni " Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih " Aku jadi salah tingkah " Sudah enggak apa-apa kok tante ngerti "katanya padaku " Tante boleh enggak alex megang itu tante lagi " pintaku pada tante Erni Tante Erni pun melepas kan celana pendek nya, kulihat celana dalam tante Erni basah entah kenapa " Tante kencing yah ? " tanya ku " Enggak ini namanya tante nafsu lex sampai-sampai celana dalam tante basah " dilepaskannya pula celana dalam tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu tante Erni duduk di sampingku " Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah tante lap " katanya Akupun mulai memegang vagina tante Erni dengan tangan yang Agak gemetar , tante Erni hanya ketawa kecil " Lex kenapa ? biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih " kata tante Erni Dia mulai memegang penisku lagi " Lex tante mau itu nih " " Mau apa tante " " Itu tuh " aku bingung atas permintaan tante Erni " Hmm itu tuh punya kamu di masukin ke dalam itunya tante kamu mau kan ?" " Tapi alex enggak bisa tante caranya " " Sudah kamu diam saja biar tante yang sajarin kamu yah " kata tante Erni padaku. Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina tante Erni yang di tumbuhi bulu halus " Lex jilatin donk punya tante yah " katanya " Tante alex enggak bisa nanti muntah lagi " " coba saja lex " Tante pun langsung mengambil posisi 69 aku di bawah, tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang tante Erni pun mulai mengulum penisku " Achhhh ..... hgghhhghhh. tante " Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina tante Erni seperti wangi daun pandan ( asli Aku juga bingung kok bisa gitu yah ) aku mulai menjilati vagina tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante Erni dan juga melepaskan kaitan bh nya , kini kami sama-sama telanjang bulat , Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu " Kamu tahu enggak mandi kucing lex " kata tante Erni. Aku hanya menggelengkan kepala dan tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat , ciumannya berlanjut sampai ke putingku dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun di jilatinya sampai aku merasakan anusku masuk keluar. Kulihat payudara tante Erni mengeras, tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku di kulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina tante Erni, langsung tante Erni ku baringkan dan aku bangun langsung ku jilati vagina tante Erni seperti mnjilati es krim " Achhh....uhh.hhghh.acch lex enak banget terus lex, yang itu isep jilatin lex " kata tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya , banyak sekali lendir yang keluar dari vagina tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku " Lex masukin donk tante enggak tahan nih " " Tante gimana caranya ? " Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok diatas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan tante Erni pun mengejang hebat " Lex tante mau keluar nih eghhhh....huhh achh " kata tante Erni Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya " Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang yah " pinta tante Erni padaku Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi " Achh ... tante enak banget achhhh,....gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi " Tante alex kayanya mau kencing niih " Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang nikmatnya. Kamipun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya permintaan tante Erni, tepat jam 4:30 kami menenggakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore. " Lex kamu sudah baikan ? " tanya mami ku " Sudah mam , aku sudah seger n fit nih " kataku " Kamu kasih makan apa Ni, si alex sampai-sampai langsung sEhat " tanya mami sama tante Erni " Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus ku kasih saja panadol " kata tante Erni Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobilpun aku duduk disamping tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyupir ditemani ibu herman di depan. Didalam mobilpun aku masih curi-curi memegang barangnya tante Erni. Sampai sekarangpun aku masih suka melakukannya dengan tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini tante Ernipun sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami tante Erni ternyata ejekulasi dini. Kinipun aku bingung akan anak itu. Yah begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante Erni yang nasibnya sama seperti tante Erni mempunyai suami yang ejekulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

Affair-Dengan-Boss-Cantik

Udah dua tahun aku bekerja di perusahaan swasta ini. Aku bersyukur, karena prestasiku, di usia yang ke 25 ini aku sudah mendapat posisi penyelia. Atasanku seorang wanita berusia 42 tahun. Walaupun cantik, tapi banyak karyawan yang tidak menyukainya karena selain keras, sombong dan terkadang suka cuek. Namun sebagai bawahannya langsung aku cukup mengerti beban posisi yang harus dipikulnya sebagai pemimpin perusahaan. Kalau karyawan lain ketakutan dipanggil menghadap sama Bu Melly,
aku malah selalu berharap dipanggil. Bahkan sering aku mencari-cari alasan untuk menghadap keruangan pribadinya. Sebagai mantan pragawati tubuh Bu Melly sangatlah bagus diusia kepala empat ini. Wajahnya yang cantik tanpa ada garis-garis ketuaan menjAdikannya tak kalah dengan anak muda. Saking keseringan aku mengahadap keruangannya, aku mulai menangkap ada nada-nada persahabatan terlontar dari mulut dan gerak-geriknya. Tak jarang kalo aku baru masuk ruangannya Bu Melly langsung memuji penampilanku. Aku bangga juga mulai bisa menarik perhatian. Mudah-mudahan bisa berpengaruh di gaji hahaha nyari muka nih. Sampai suatu ketika, lagi-lagi ketika aku dipanggil mengahadap, kulihat raut muka Bu Melly tegang dan kusut. Aku memberanikan diri untuk peduli, "Ibu kok hari ini kelihatan kusut? ada masalah?", sapaku sembari menuju kursi didepan mejanya. "Ia nih Ndy, aku lagi stres,udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suaminya kusut deh", jawabnya ramah, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum. "Justru aku manggil kamu karena aku lagi kesel. Kenapa ya kalau lagi kesel trus ngeliat kamu aku jadi tenang", tambahnya menatapku dalam. Aku terhenyak diam, terpaku. Masak sih Bu Melly bilang begitu? Batinku. "Andy,ditanya kok malah bengong", Bu Melly menyenggol lenganku. "Eeehh nggak,abisnya kaget dengan omongan Ibu kayak tadi. Aku kaget dibilang bisa nenangin seorang wanita cantik", balasku gagap. "Ndy nanti temenin aku makan siang di Hotel (***) ya.. Kita bicarain soal promosi kamu. Tapi kita jangan pergi bareng ,nggak enak sama teman kantor. kamu duluan aja, kita ketemu disana", kata Bu Melly. Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini. "Baik Bu", jawabku sambil keluar dari ruangannya. Setelah membereskan file-file, pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janji makan siang. Dalam mobilku aku coba menyimpulkan promosi jabatan apa yang akan Bu Melly berikan. Seneng sih, tapi juga penuh tanda tanya. Kenapa harus makan siang di hotel? Terbersit dipikiranku, mungkin Bu Melly butuh teman makan, teman bicara atau mudah-mudaha teman tidur.. upss mana mungkin Bu Melly mau tidur dengan aku. Dia itu kan kelas atas sementara aku karyawan biasa. Aku kesampingkan pikiran kotor. Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang bellboy menghampiriku. Setelah memastikan namaku dia mempersilahkanku menuju kamar 809, katanya Bu Melly menunggu di kamar itu. Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu. Ketika kutekan bel dengan perasaan berkecamuk penuh tanda tanya berdebar menunggu sampai pintu dibukain dan Bu Melly tersenyum manis dari balik pintu. "Maaf ya Ndy aku berobah pikiran dengan mengajakmu makan di kamar. Mari.. kita ngobrol-ngobrol kamu mau pesen makanan apa?", kata Bu Melly sambil menarik tangan membawaku ke kursi. Aku masih gugup. "Nggak usah gugup gitu dong", ujar Bu Melly melihat tingkahku. "Aku sebetulnya nggak percaya dengan semua ini .aku nggak nyangka bisa makan siang sana Ibu seperti ini. Siapa sih yang nggak bangga diundang makan oleh wanita secantik Ibu?", ditengah kegugupanku aku masih sempat menyempilkan jurus-jurus rayuan. Aku tau pasti pujian kecil bisa membangkitkan kebanggan. "Ahh kamu Ndy bisa aja,emangnya aku masih cantik", jawab Bu Melly dengan pipi memerah. Ihh persis anak ABG yang lagi dipuji. "Iya Bu, sejujurnya aku selama ini memipikan untuk bisa berdekatan dan berduan dengan Ibu,makanya aku sering nyari alasan masuk keruangan Ibu", kataku polos. "Aku sudah menduga semua itu soalnya aku perhatikan kamu sering nyari-nyari alasan menghadap aku. Aku tau itu. Bahkan kamu sering curi-curi pandang menatapku kan?", ditembak seperti itu aku jadi malu juga. Memang aku sering menatap Bu Melly disetiap kesempatan, apa lagi kalau sedang rapat kantor. Rupanya tingkahku itu diperhatikannya. Kami berpandangan lama. Lama kami berhadapan, aku di tempat duduk sedangkan Bu Melly dibibir tempat tidur. Dari wajahnya terlihat kalau wanita ini sedang kesepian, raut mukanya menandakan kegairahan. Perlahan dia berdiri dan menghampiriku. Masih tetap berpandangan, wajahnya semakin dekat.. dekat.. aku diam aja dan hup.bibirnya menyentuh bibirku. Kutepis rasa gugup dan segera membalas ciumannya. Bu Melly sebentar menarik bibirnya dan menyeka lipstik merahnya dengan tisu. Lalu tanpa dikomando lagi kami sudah berpagutan. "Pesen makannya nanti aja ya Ndy", katanya disela ciuman yang semakin panas. Wanita cantik betinggi 165 ini duduk dipangkuanku. Sedikit aku tersadar dan bangga karena wanita ini seorang boss ku, duduk dipangkuanku. Tangan kirinya melingkar dileherku sementara tangan kana memegang kepalaku. Ciumannya semakin dalam, aku lantas mengeluarkan jurus-jurus ciuman yang kutau selama ini. Kupilin dan kuhisap lidahnya dengan lidahku. Sesekali ciumanku menggerayang leher dan belakang telinganya. Bu Melly melolong kegelian. "Ndy kamu hebat banget ciumannya, aku nggak pernah dicium seperti ini sama suamiku, bahkan akhir-akhir ini dia cuek dan nggak mau menyentuhku", cerocos Bu melly curhat. Aku berpikir, bego banget suaminya tidak menyentuh wanita secantik Bu Melly. Tapi mungkin itulah kehidupan suami istri yang lama-lama bosan, pikirku. Bu Melly menarik tangaku. Kutau itu isyarat mengajak pindah ke ranjang. Namun aku mencegahnya dengan memeluknya saat berdiri. Kucium lagi berulang-ulang, tangaku mulai aktif meraba buah dadanya. Bu melly menggelinjang panas. Blasernya kulempar ke kursi, kemeja putihnya kubuka perlahan lalu celana panjangnya kuloloskan. Bu Melly hanya terdiam mengikuti sensasi yang kuberikan. Wow, aku tersedak melihat pemandangan didepanku. Kulitnya putih bersih, pantatnya berisi, bodynya kencang dan ramping. Celana dalam merah jambu sepadan warna dengan BH yang menutupi setangkup buah dada yang walaupun tidak besar tapi sangat menggairahkan. "Ibu bener-bener wanita tercantik yang pernah kulihat", gumamku. Bu melly kemudian mengikuti aksiku tadi dengan mulai mencopot pakaian yang kukenakan. Namun dia lebih garang lagi karena pakaianku tanpa bersisa, polos. Mr. Happy yang sedari tadi tegang kini seakan menunjukkan kehebatannya dengan berdiri tegak menantang Bu Melly. "Kamu ganteng Ndy", katanya seraya tanganya meraup kemaluanku dan ahh bibir mungilnya sudah mengulum. Oh nikmatnya. Sentuhan bibir dan sapuan lidahnya diujung Mr.Happy ku bener-bener bikin sensasi dan membuat nafsu meninggi. Aku nggak tahan untuk berdiam diri menerima sensasi saja. Kudorong tubuhnya keranjang, kuloloskan celana dalam dan BH-nya. Sambil masih tetap menikmati jilatan Bu Melly, aku meraih dua bukit kembar miliknya dan kuremas-remas. Tanganku merayap keselangkangannya. Jari tengahku menyentuh itilnya dan mulai mengelus, basah. Bu Melly terhentak. Sesekali jari kumasukkan kedalam vaginanya. Berusaha membuat sensasi dengan menyentuh G-spot-nya. Atas inisiatifku kami bertukar posisi, gaya 69. Jilatan lidahnya semakin sensasional dengan menulur hingga ke pangkal kemaluanku. Dua buah bijiku diseruputnya Bener-bener enak. Gantian aku merangkai kenikmatan buat Bu Melly, kusibakkan rambut-rambut halus yang tertata rapi dan kusentuh labia mayoranya dengan ujung lidah. Dia menggeliat. Tanpa kuberi kesempatan untuk berpikir, kujilati semua susdut vaginanya, itilnya kugigit-gigit. Bu melly menggelinjang tajam dan, "Ndy aku keluar lo.. nggak tahan", katanya disela rintihan. Tubuhnya menegang dan tiba-tiba terhemmpas lemas, Bu Melly orgasme. Aku bangga juga bisa membuat wanita cantik ini puas hanya dalam lima menit jilatan. "Enak Ndy, aku bener-bener nafsu sama kamu. Dan ternyata kamu pintar muasin aku,makasih ya Ndy", ujarnya. "Jangan terima kasih dulu Bu, soalnya ini belum apa-apa, nanti Andy kasi yang lebih dahsyat", sahutku. Kulihat matanya berbinar-binar. "Bener ya Ndy, puasin aku, sudah setahun aku nggak merasakan orgasme, suamiku sudah bosan kali sama aku", bisiknya agak merintih lirih. Hanya berselang liam menit kugiring tubuh Bu melly duduk diatas pinggulku. Mr.Happy kumasukkan ke dalam vaginanya dan bless,lancar karena sudah basah. Tanpa dikomando Bu Melly sudah bergerak naik turun. Posisi ini membuat ku bernafsu karena aku bisa menatap tubuh indah putih mulus dengan wajah yang cantik, sepuasnya. Lama kami bereksplorasi saling merangsang. Terkadang aku mengambil posisi duduk dengan tetap Bu melly dipangkuanku. Kupeluk tubuhnya kucium bibirnya. "Ahh enak sekali Ndy", ntah sudah berapa kali kata-kata ini diucapkannya. Mr.Happyku yang belum terpuaskan semakin bergejolak disasarannya. Aku lantas mengubah posisi dengan membaringkan tubuh Bu Melly dan aku berada diatas tubuh mulus. Sambil mencium bibir indahnya, kumasukkan Mr.Happy ke vaginanya. Pinggulku kuenjot naik turun. Kulihat Bu Melly merem-melek menahan kenikmatan. Pinggulnya juga mulai bereaksi dengan bergoyang melawan irama yang kuberikan. Lama kami dalam posisi itu dengan berbagai variasi, kadang kedua kakinya kuangkat tinggi, kadang hanya satu kaki yang kuangkat. Sesekali kusampirkan kakinya ke pundakku. Bu Melly hanya menurut dan menikmati apa yang kuberikan. Mulutnya mendesis-desis menahan nikmat. Tiba-tiba Bu melly mengerang panjang dan "Ndy, aku mau keluar lagi, aku bener-bener nggak tahan", katanya sedikit berteriak. "Aku juga mau keluar nih.. bareng yuk", ajakku. Dan beberapa detik kemudian kami berdua melolong panjang "Ahh..". Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai. "Kamu hebat Ndy, bisa bikin aku orgasme dua kali dalam waktu dekat", katanya disela nafas yang tersengal. Aku cuma bisa tersenyum bangga. "Bu Melly nggak salah milih orang, aku hebat kan?" kataku berbangga yang dijawabnya dengan ciuman mesra. Setelah mengaso sebentar Bu Melly kemudian menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya dengan shower. Dari luar kamar mandi yang pintunya nggak tertutup aku menadang tubuh semampai Bu melly. Tubuh indah seperti Bu Melly memang sangat aku idamkan. Aku yang punya kecenderungan sexual Udipus Comp-lex bener-bener menemukan jawaban dengan Bu Melly. Bosku ini bener-bener cantik, maklum mantan peragawati. Tubuhnya terawat tanpa cela. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya, batinku. Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya. Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat. Setelah puas dengan posisi itu kutuntun Bu Melly turun dan kubalikkan badannya. Tangannya menumpu di meja sementara badannya membungkuk. Posisi doggie style ini sangat kusukai karena dengan posisi ini aku ngerasa kalau vagina bisa menjepit punyaku dengan mantap. Ketika kujebloskan si Mr.Happy, uupps Bu Melly terpekik. Kupikir dia kesakitan, tapi ternyata tidak. "Lanjutin Ndy, enak banget.. ohh.. kamu hebat sekali", bisiknya lirih. Ada sekitar 20 menit dalam posisi kesukaanku ini dan aku nggak tahan lagi mau keluar. "Bu.. aku keluar ya", kataku. "Ayo sama-sama aku juga mau", balasnya disela erangan kenikmatannya. Dan.. ohh aku lagi-lagi memuncratkan sperma kedalam vaginanya yang diikuti erangan puas dari Bu Melly. Aku memeluk kencang dari belakang, lama kami menikmati sensasi multi orgasme ini. Sangat indah karena posisi kami berpelukan juga menunjang. Kulihat dicermin kupeluk Bu Melly dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indajh, aku belum mencopot si Mr. Happy.. ohh indahnya. Selesai mandi bersama kamipun memesan makan. Selesai makan kami kembali kekantor dengan mobil sendiri-sendiri. Sore hari dikantor seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sebelum jam pulang Bu Melly memanggilku lewat sekretarisnya. Duduk berhadapan sangat terasa kalau suasananya berobah, tidak seperti kemarin-kemarin. Sekarang beraroma cinta. "Ndy, kamu mau kan kalau di kantor kita tetep bersikap wajar layaknya atasan sama bawahan ya. Tapi kalo diluar aku mau kamu bersikap seperti suamiku ya", katanya tersenyum manja. "Baik Bu cantik", sahutku bergurau. Sebelum keluar dari ruangannya kami masih sempat berciuman mesra. Sejak itu aku resmi jadi suami simpanan bos ku. Tapi aku menikmati karena aku juga jatuh cinta dengan wanita cantik idaman hati ini. Sudah setahun hubungan kami berjalan tanpa dicurigai siapapun karena kami bisa menjaga jarak kalau di kantor.